1. FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI


Jika membahas mengenai filsafat dan perkembangan ilmu komunikasi, hal pertama yang terlintas dalam benak tim penulis yaitu pertanyaan "apakah filsafat dapat beradaptasi dengan era digital saat ini ?" Sesungguhnya filsafat itu sendiri adalah sebuah dasar yang harus selalu ada dalam hidup manusia. Maka, filsafat harus selalu diadopsi dan menjadi sebuah pola pikir manusia. Begitu juga dengan era digital saat ini, kita harus selalu menggunakan pemikiran filosofis dalam memandang suatu hal. Kita harus terus mencari kebenaran dengan berpikir secara mendasar mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Maka dari itu, pada era globalisasi ini kita justru harus terus menggunakan pendekatan berpikir ini dalam menghadapi dunia digital.

Namun, agar mengetahui lebih dalam mengenai filsafat dan perkembangan ilmu komunikasi, tim penulis sudah membuat ulasan dari buku Etika dan Filsafat Komunikasi mengenai hal tersebut. Terdapat relasi-relasi yang menarik antara filsafat dengan ilmu serta kepercayaan manusia, namun terlebih dahulu kita harus memahami kodrat dari filsafat. 

A.  Kodrat Filsafat
Filsafat pada dasarnya berasal dari pengalaman, dimulai dari bentuk pengalaman tertentu dan dari suatu bidang pengalaman tertentu. Refleksi pengetahuan tersebut perlu dipilih, diseleksi, dan dianalisa. Agar setelahnya filsafat mengatur dan menginterpretasikan ide-ide, keyakinan, serta nilai sehingga terbentuk suatu pemikiran yang mampu memberikan arah bagi kehidupan manusia. Dilihat dari sejarah Yunani Kuno istilah filsafat adalah usaha revolusioner untuk menggantikan sistem penjelasan mitologis dengan sistem penjelasan rasional.

Tiga ciri khas kualitas pengetahuan filsafat ialah analisis filsafat adalah akal budi, hakikat metode filsafat adalah rasional, dan tujuan filsafat bukan bersifat praktis. Dari ketiga kodrat yang disebutkan dapat disimpulkan bahwa filsafat mempunyai sifat-sifat khas, yaitu berpikir radikal untuk terus mencari kebenaran. Demikian dapat dikatakan bahwa kodrat filsafat adalah berpikir ilmiah (Suhartono Suparlan, 2007:83).

B. Relasi Filsafat dan Ilmu
Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah kebenaran akal, sedangkan kebenaran menurut agama adalah kebenaran wahyu. Maka dari itu sejatinya tanpa agama manusia sudah dapat menemukan kebenaran, dan sudah mampu menentukan adanya Tuhan, yakni sesuatu di luar manusia yang bisa menentukan baik buruknya kehidupan manusia. Filsafat dan ilmu juga mempunyai hubungan erat dengan agama. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia, sebaliknya agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijangkau dan di jawab oleh ilmu dan filsafat.

C. Relasi Filsafat dan Agama
“ Agama adalah Candu Rakyat” -Karl Max. Menurut K. Bertens, versi pertama (candu bagi rakyat) memberi kesan seolah - olah agama menjadi alat dalam tangan golongan kecil (ulama, kaum rohaniwan) untuk mempermainkan dan menindas rakyat dengan bekerja sama dengan golongan yang berkuasa (kaum kapitalis). Namun, maksud dari Karl Marx adalah agama menjadi candu rakyat sebagai suatu keadaan objektif dalam masyarakat. Agama mencerminkan struktur sosial tidak sehat yang ditunjukkan dengan tata susunan masyarakat yang kapitalis. Hubungan filsafat dan agama dalam konteks ilmu pengetahuan bisa dibilang mutual. Banyak nilai - nilai agama yang mengandung informasi untuk berkembangnya filsafat dan ilmu pengetahuan. Lalu, pendekatan, metode dan cara berpikir filsafat juga bisa digunakan untuk memahami dan mengembangkan ilmu serta cara penafsiran teks keagamaan supaya lebih komprehensif.

D. Filsafat dan Perkembangan Ilmu Komunikasi
Semua makhluk hidup berkomunikasi untuk melakukan aktivitas sosialnya. Karena setiap aktivitas dibutuhkan komunikasi maka tidak mungkin jika makhluk hidup termasuk manusia tidak berkomunikasi. Secara etimolog (bahasa), “komunikasi” berasal dari bahasa inggris “communication” akar dari bahasa Latin “communicare” (Weekley 1967:38). Ada 3 kemungkinan arti dari kata “communicare” :
1.    to make common”, atau membuat sesuatu jadi umum;
2.    cum + munus”, berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah; dan
3.    cum + munire”, yaitu membangun pertahanan Bersama

Sedangkan menurut epistemologis (istilah) ada ratusan uraian untuk menggambarkan definisi komunikasi, diantaranya:
1.    Communication means that information passed from one place to another” (Komunikasi adalah informasi yang disampaikan dari satu tempat ke tempat lain).
2.    Communication … include (s) al the procedures by which one mind may affect another” (Komunikasi … meliputi semua prosedur dimana pikiran seseorang mempengaruhi orang lain).
3.    The transmission of information, ideas, emotion, skills, ets. By the use of symbol-word, pictures, figures, graph, etc” (Pemindahan informasi, ide-ide, emosi, keterampilan, dan lain-lain dengan menggunakan simbol-seperti kata, foto-foto, figure-figur dan grafik.
4.    The imparting, conveying or exchange of ideas, knowledge, or information whether by speech, writing or signs” (Memberi, meyakinkan atau bertukar ide-ide, pengetahuan, atau informasi baik melalui ucapan, tulisan atau tanda-tanda).
5.    Komunikasi adalah proses pertukaran informasi yang biasanya melalui sistem simbol yang berlaku umum.
6.    Komunikasi adalah, “proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise). Komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) dan membawa perubahan.

Menurut Stephen W. Littlejohn (2002: 6-7) perbedaan definisi tersebut disebabkan dimensi dasar yang digunakan, yaitu:
1.      Level observasi atau tingkat keabstrakan, ada yang bersifat luas dan inklusif (terbuka) dan ada yang bersifat terbatas.
2.      Level intensionalitas (kesengajaan), ada yang menekankan pada kesengajaan penyampaian pesan dan ada yang tidak membatasi pada aspek kesengajaan.
3.      Dimensi penilaian informatif, ada definisi yang menghendaki adanya kesuksesan atau akurasi dan ada sebagian yang tidak.

Kesimpulan dari definsi komunikasi:
1.      Komunikasi merupkana proses di mana individu-dalam hubungannya dengan orang lain, kelompok, organisasi atau masyarakat-merespon dan menciptakan pesan untuk berhubungan dengan lingkungan dan orang lain.
2.      Komunikasi itu proses pertukaran informasi melalui simbol yang umum dengan kualitas bervariasi.
3.      Komunikasi ada banyak bentuknya, mulai dari dua orang bercakap saling berhadapan, isyarat tangan, hingga pesan yang dikirimkan melalui jaringan telekomunikasi.
4.      Komunikasi adalah proses yang memungkinkan untuk berinteraksi (bergaul) dengan orang lain bisa melalui ucapan (speaking), tulisan (writing), gerak tubuh (gesture) dan penyiaran (broadcasting).

Kesimpulan identifikasi anatomi komunikasi, ada 6 unsur dasar:
1.      Komunikasi melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya, baik untuk pengaturan atau koordinasi.
2.      Proses, yaitu aktivitas yang nonstatis (tidak tetap) dan bersifat terus-menerus.
3.      Pesan, yaitu tanda (signal) yang dapat berupa simbol atau kombinasi tanda yang berfungsi sebagai stimulus (pemicu) bagi penerima tanda. Tanda bersifat universal sedangkan simbol terbentuk melalui kesepakatan.
4.      Saluran (channel), tempat di mana tanda dikirim yang bersifat visual (dapat dilihat) atau aural (dapat didengar).
5.      Gangguan (noise), segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses penerimaan pesan, bisa bersifat fisik, psikis (kejiwaan), atau semantis (salah paham).
6.      Perubahan, setiap orang yang terlibat dalam proses komunikasi menghasilkan perubahan pada pengetahuan, sikap, atau tindakan orang.

Sejarah Perkembangan Disiplin Ilmu Komunikasi

1.      Masa Awal Pembentukan Disiplin Komunikasi
Teoritiasai komunikasi dimulai sejak masa Yunani Kuno.
No
Tokoh
Definisi Awal
1
Corasx
Mengajarkan teori berbicara di depan pengadilan dan dianggap sebagai cikal bakal keterampilan persuasi (membujuk)
2
Tisias
Mengambil istilah rhetoric untuk nama keterampilan cikal bakal keterampilan persuasi Corax.
3
Aristoles (385 – 322SM)
Komunikasi adalah alat di mana warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam demokrasi. (Ruben, 2002:21). Komunikasi sebagai keterampilan melakukan orasi dan menyusun argument untuk disampaikan kepada pendengar. Tujuannya untuk memberi kesan positf tentang pembicara, agar pendengar akan menerima apa yang disampaikan pembicara.
4
Plato (427 – 347SM)
Keterampilan komunikasi harus mencakup pengetahuan tentang sifat alami dari kata, sifat manusia dan bagaimana manusia memandang hidup, susunan alam, dan studi tentang apa yang dapat mempengaruhi manusia.
*Plato dan Aristoles mengajarkan komunikasi sebagai keterampilan berbicara di depan umum*
5
Cicero (106 – 43SM) dan Quintilan (35 – 95 M)
Komunikasi dalam dua ranah; praktis dan akademis.
6
Sastrawan (abad 18 dan abad 19)
Sudah mengenal dasar-dasar komunikasi seperti gaya bicara, artikulasi (pengucapan) dan sikap tubuh (gesture). Pada akhir abad 19, di banyak perguruan tinggi departemen rhetoric and speech berada di bawah fakultas sastra.
7
Julius Caesar
Disiplin yang lain adalah jurnalisema yang telah dipraktikkan sejak 3700 tahun lalu di Mesir. Lalu dikembangkan oleh Julius Cesar dengan menjual cikal bakal koran. Tahun 1690, muncul koran modern pertama di AS dengan nama Public Occurences both Foreign and Domestic. Fase selanjutnya jurnalisme banyak berkembang di AS sementara teori-teori komunikasi berkembang di Eropa.

2. Periode 1900-1930
Disebut masa perkembangan speech and journalism,  yakni masa berkembangnya disiplin komunikasi yang ditandai dengan berdirinya organisasi. Berdirinya organisasi pertama di Amerika Serikat bernama The Eastern State Speech Association pada tahun 1909 serta Communication Association juga menjadi bukti perkembangan pada era ini. Serta terbitnya  jurnal komunikasi pertama berjudul The Quarterly Journal of Speech.

3. Periode 1930-1950
Disebut sebagai masa “persilangan komunikasi dengan disiplin ilmu lain’ contohnya filsafat dan teknologi. Namun persilangan yang terjadi pada era ini adalah persilangan komu nikasi dengan disiplin ilmu sosial dan psikologi Pada akhir tahun 1950 muncul banyak tulisan penting serta teori yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan seperti Laswell, Shannon-Weaver, Schramm, dan Katz-Lazarfel.

Pada tahun 1948 Laswell memperkenalkan proses komunikasi “who says what to whon in what channel and with what effect” Setelahnya, Shannon juga memunculkan teori baru tentang pola komunikasi yang menyatakan bahwa perluasan komunikasi dari praktik bercakap, menulis, atau melalui media massa. Teori yang dikemukakan oleh Laswell dan Shannon memiliki letak kesamaan pada komunikasi verbal yang searah. Selanjutnya, Wilbur Schramm pada tahun 1954 menulis sebuah artikel berjudul “How Communication Work” dan dijuluki sebagai bapak komunikasi dunia.
           
Selanjutnya komunikasi berkembang sesuai paying teorinya yang dibagi menjadi empat golongan;
-          Discourse of Representative
Menekankan pada keterwakilan yakni teori komunikasi yang dikembangkan secara kuantitatif yang diwakili oleh rumusan X->Y. Menekankan keterpisahan antara peneliti dan yang diteliti sebagai sebuah nilai objektivitas.
-          Discourse of Understanding
Menekankan pada pemahaman, melakukan interaksi dengan yang diteliti. Penelitian terbaiknya adalah dengan cara berinteraksi dengan kebudayaan tersebut.
-          Discosure of Suspicion
Disebut juga dengan aliran kritis, yakni mendobrak struktur komunikasi dan struktur sosial. Sifat kritis ini merupakan adopsi pemikiran dari Karl Marx yang kemudian dimodifikasi.
-          Discosure of Vunerability
Aliran postmodernism, yakni menolak keberadaan struktur sosial dan merupakan perubahan minat dan ide.

Proses perkembangan komunikasi pada periode ini secara umum:
1.      Perubahan sudut pandang komunikasi, dari yang menitik-beratkan pada pesan dan sumber bergeser pada penerima dan makna pesan.
2.      Dari satu arah menjadi bolak-balik bahkan berputar(circular).
3.      Dari statis menjadi berorientasi pada proses(process-oriented).
4.      Dari yang menekankan pada pengiriman menjadi pada interpretasi
5.      Dari yang menekan pada public speaking menjadi konteks individu, hubungan, organisasi, masyarakat.

Lima kelompok teori komunikasi yang tengah berkembang menurut Littlejohn;
1.      Structural and function theories; teori yang melihat struktur sosial sebagai sesuatu yang nayat sekaligus dapat diukur.
2.      Cognitive and behavioral theories; hubungan cara berpikir dengan tingkah laku.
3.      Interactionist theories; komunikasi merupakan wahana belajar; bagaimana bersikap dan memaknai.
4.      Interpretative theories; mengartikan suatu tindakan atau teks.
5.      Critical theories; menelisik struktur komunikasi; fokus pada situasi ketimpangan/ada yang tertindas.


---




Referensi : 
Mufid, Muhamad. (2009). Etika dan Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenamedia Group.








Comments

Popular Posts